Kalau Anda sedang
mencari camilan yang praktis dan sehat, jangan ragu untuk memilih kacang
kedelai. Pasalnya, jenis kacang
yang satu ini mengandung nutrisi lengkap yang baik untuk tubuh, di antaranya
serat, karbohidrat kompleks, antioksidan, protein, berbagai vitamin dan
mineral. Diam-diam, kedelai menyimpan segudang fakta menarik yang patut untuk
disimak, lho. Yuk, cari tahu lewat ulasan berikut ini.
Fakta sehat tentang kacang kedelai
1. Sumber protein nabati terbaik
Kacang kedelai
merupakan sumber protein berkualitas tinggi. Ini karena kedelai mengandung
semua jenis asam amino esensial. Asam amino esensial adalah jenis asam amino
yang dibutuhkan tubuh, tetapi tidak bisa diproduksi sendiri, sebab itu perlu
didatangkan dari luar melalui makanan.
Dilihat dari
kandungan gizinya, setiap 100 gram kedelai mengandung 17 gram protein yang baik
untuk membangun otot tubuh. Itulah mengapa, kacang kedelai menjadi sumber
protein nabati yang paling baik.
2. Kedelai yang diproses menjadi tempe lebih sehat daripada tahu
Tempe dan Tahu adalah dua makanan sumber protein nabati yang disukai oleh banyak orang. Walaupun sama-sama terbuat dari kacang kedelai, nyatanya tempe lebih padat nutrisi daripada tahu. Kok bisa, ya?
Hal ini
dipengaruhi oleh proses pembuatan tempe dan tahu yang berbeda. Tempe dibuat
dengan cara fermentasi, sementara tahu terbuat dari susu kedelai yang
dipadatkan.
Kacang kedelai,
yaitu bahan baku tahu dan tempe, mengandung senyawa antinutrien. Antinutrien
adalah senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat gizi tertentu dalam tubuh.
Nah, senyawa ini tidak
dapat dihilangkan melalui proses koagulasi (pemadatan). Karena tahu dibuat dari
susu kedelai yang dipadatkan, maka artinya senyawa antinutriennya tidak dapat
dihilangkan. Di sisi lain, antinutrien pada tempe lebih mudah dihilangkan
karena dibuat dengan cara fermentasi. Nah, itulah mengapa tempe mengandung
lebih banyak nutrisi daripada tahu.
3. Lebih sehat dari daging merah
Menurut Kathy
McManus, seorang ahli diet sekaligus direktur dari Department of Nutrition di
Harvard, jumlah protein dari produk olahan kedelai – seperti tahu atau edamame
– dapat menggantikan jumlah protein dari daging merah dan sumber protein
lainnya.
Daging merah
mengandung lemak jenuh tinggi yang dapat menyebabkan penumpukan
kolesterol dalam tubuh. Sementara itu, kedelai mengandung lemak tak jenuh ganda (lemak baik) yang jauh lebih sehat.
Maka, tidak diragukan lagi kalau kedelai bisa memenuhi asupan lemak yang
dibutuhkan tubuh dengan cara yang lebih sehat.
4. Menurunkan risiko kanker payudara
Banyak orang yang
bilang kalau kacang kedelai bisa memicu kanker payudara pada wanita. Nyatanya, hal ini hanyalah
sekadar isapan jempol belaka.
Faktanya, kedelai
mengandung paling banyak isoflavon daripada bahan makanan lainnya. Isoflavon
adalah sejenis antioksidan yang justru dapat membantu menangkal radikal bebas penyebab kanker.
Isoflavon memang
memiliki sifat mirip estrogen yang dapat memicu pertumbuhan kanker – kalau
diproduksi secara berlebihan. Namun, menurut Marji McCullough, ScD, RD, seorang
direktur epidemiologi dan gizi dari American Cancer Society, tidak ada
penelitian yang menunjukkan bahwa kedelai dapat memicu kanker payudara.
Efeknya justru
kebalikannya, yaitu kedelai dapat menurunkan risiko kanker payudara, seperti
dilansir dari Today’s Dietitian. Isoflavon pada kedelai memiliki cara kerja
yang seimbang, yaitu bertindak seperti estrogen sekaligus bersifat
antiestrogen. Artinya, isoflavon tersebut dapat menghentikan pembentukan
estrogen yang berlebihan sekaligus memberikan sifat antioksidan untuk menekan
pertumbuhan kanker.
5. Makan kedelai tidak akan membuat pria mengalami masalah kesuburan
Banyak orang yang
bilang kalau pria tidak boleh makan kacang kedelai karena bisa memicu masalah
kesuburan. Kandungan isoflavon pada kedelai dikhawatirkan dapat menurunkan
hormon testosteron pada pria sehingga membuatnya jadi tidak subur.
Nyatanya, sebuah
penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi 40 miligram isoflavon
kedelai setiap hari selama 4 bulan tidak mengalami penurunan kualitas hormon
testosteron maupun jumlah sperma. Ini artinya, kedelai tidak membuat pria
mengalami masalah kesuburan. Bahkan, konsumsi kacang kedelai justru bisa
menurunkan risiko kanker prostat pada pria.
6. Susu kedelai aman untuk anak balita
Banyak orangtua
yang tidak memberikan susu kedelai untuk anak karena takut perkembangan si kecil
akan terganggu. Padahal, hingga saat ini belum ada penelitian yang mampu
membuktikannya.
Hal ini dibuktikan
oleh sebuah studi tahun 2012 yang membandingkan perkembangan bayi yang
diberikan ASI, susu sapi, dan susu kedelai. Nyatanya, semua bayi menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada tahun pertama kehidupannya.
Meski demikian,
ASI tetap menjadi makanan terbaik bagi bayi sampai berusia dua tahun. Setelah
itu, barulah Anda boleh memberikan susu kedelai sesuai dengan anjuran dokter.
7. Kedelai tidak memicu hipotiroid
Ada mungkin pernah
mendengar mitos yang mengungkapkan bahwa kandungan fitoestrogen pada kedelai
dapat memicu hipotiroid. Fitoestrogen adalah senyawa dalam tumbuhan yang
sifatnya mirip dengan estrogen dalam tubuh manusia. Estrogen inilah yang
menjadi salah satu faktor risiko kanker jika kadarnya berlebihan dalam tubuh.
Memang, sebuah
studi yang diterbitkan pada Clinical Thyroidology tahun 2011 menemukan bahwa
sebanyak sepuluh persen wanita mengalami hipotiroid setelah delapan minggu
mengonsumsi suplemen protein kedelai. Namun kenyataannya, hal ini hanya terjadi
pada wanita yang mengandung 16 mg fitoestrogen per hari, alias dengan dosis
yang berlebih.
Sementara pada
wanita yang mengonsumsi suplemen protein kedelai dengan dosis rendah tidak
menunjukkan adanya perubahan fungsi tiroid. Jadi, kedelai tidak terbukti memicu
hipotiroid jika masih dikonsumsi dalam batas wajar.
8. Menurunkan gula darah dan menyehatkan jantung
Kacang kedelai
termasuk salah satu makanan yang memungkinkan Anda meraup dua manfaat
sekaligus, yaitu menjaga gula darah tetap stabil dan menjaga kesehatan jantung.
Hal ini dipengaruhi oleh kadar indeks glikemik kedelai yang rendah.
Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan seberapa cepat
tubuh Anda mengubah karbohidrat menjadi gula darah. Setiap jenis makanan dan
minuman memiliki indeks glikemik yang berbeda-beda. Semakin tinggi indeks
glikemiknya, maka karbohidrat akan lebih cepat diubah menjadi gula darah.
Akibatnya, kadar gula darah dalam tubuh juga akan lebih cepat naik.
Kabar baiknya,
kedelai mengandung indeks glikemik yang rendah sehingga tidak membuat gula
darah Anda naik drastis. Pada saat yang bersamaan, kacang-kacangan yang satu
ini juga dapat membuat jantung lebih sehat sehingga menurunkan risiko penyakit
jantung.
9. Mengurangi efek hot flashes pada wanita menopause
Berdasarkan studi
yang diterbitkan pada jurnal Menopause tahun 2012, mengonsumsi makanan yang
berasal dari kedelai dapat membantu meringankan gejala-gejala yang bermunculan
saat wanita memasuki masa menopause. Khususnya adalah sensasi panas dan
kegerahan yang umum terjadi di malam hari (hot flashes).
Mulai memasuki
masa menopause, hormon estrogen dalam tubuh akan menurun drastis. Perubahan
hormon inilah yang menyebabkan Anda mengalami ‘kepanasan’ saat menopause.
Konsumsi satu
sampai dua porsi kedelai setiap hari terbukti dapat mengurangi frekuensi dan
tingkat keparahan hot flash. Meski demikian, tetap diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa lama kedelai ini manjur
mengatasi hot flash pada wanita menopause.
10. Membuat kenyang lebih lama
Bagi Anda yang
sedang diet, kacang kedelai bisa menjadi pilihan snack sehat untuk Anda. Ini
karena kacang kedelai termasuk jenis kacang-kacangan yang memiliki kadar indeks
glikemik yang rendah.
Makanan dengan
indeks glikemik rendah cenderung lebih lambat diserap oleh tubuh. Dengan makan
snack olahan kedelai, perut akan terasa kenyang lebih lama dan
mengendalikan nafsu makan Anda. Alhasil, Anda pun tak akan kalap makan saat
makan besar nanti.
Whats App: +6282274212967 atau klik disini>>> goo.gl/nR2XbQ
Semoga Bermanfaat bagi kita semua :)
Belum ada tanggapan untuk "10 Fakta Sehat Tentang Kacang Kedelai"
Posting Komentar